PENDAHULUAN
EKONOMI di INDONESIA
Pada masa orde baru, pemerintah
menjalankan kebijakan yang tidak mengalami perubahan terlalu signifikan selama
32 tahun.Dikarenakan pada masa itu pemerintah sukses menghadirkan suatu
stablilitas politik sehingga mendukung terjadinya stabilitas ekonomi.Karena hal
itulah maka pemerintah jarang sekali melakukan perubahan-perubahan kebijakan
terutama dalam hal anggaran negara.Pada masa pemerintahan orde baru, kebijakan
ekonominya berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi.Kebijakan ekonomi tersebut
didukung oleh kestabilan politik yang dijalankan oleh pemerintah.Hal tersebut
dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut dengan Trilogi
Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan
pemerataan pembangunan.
PEMBAHASAN
A. PENATAAN
EKONOMI NASIONAL
Pada
masa Demokrasi Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh
kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi
swasta.Dan pada masa Orde Baru, pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan
ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalian inflasi, penyelamatan
keuangan negara, dan pengamaban kebutuhan pokok rakyat.Tindakan ini dilakukan
pemerintah karena pada masa awal tahun 1966 terjadi kenaikan harga sehingga
inflasi hampir mancapai 650% setahun.Hal itu telah menyebabkan kurang lancarnya
pelaksanaan program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
1.
Stabilisasi
dan Rehabilitasi ekonomi
Untuk
mengatasi keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan pemerintah Orde Lama,
pemerintah Orde Baru melakukan langkah-langkah :
a.
Memperbaharui
kebijakan ekonomi, keuangan, dan pembangunan. Kebijakan ini didasarioleh
Ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966.
b.
MPRS
mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan, program
stabilisasi dan rehabilitasi .Program pemerintah diarahkan pada upaya
penyelamatan ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.
Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi agar harga
barang-barang tidak melonjak terus.Dan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan
secara fisik sarana dan prasarana ekonomi.Hakekat dari kebijakan ini adalah
pembinaan system ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi
ekonomi kea rah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Langkah-langkah yang diambil Kabinet Ampera yang mengacu pada Ketetapan MPRS tersebut adalah :
Langkah-langkah yang diambil Kabinet Ampera yang mengacu pada Ketetapan MPRS tersebut adalah :
a.
Mendobrak
kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan kemacetan.
Adapun yang menyebabkan terjadinya kemacetan ekonomi tersebut adalah :
·
Rendahnya
penerimaan Negara
·
Tinggi
dan tidak efisiennya pengeluaran Negara
·
Terlalu
banyak dan tidak efisiensinya ekspansi kredit bank
·
Terlalu
banyak tunggakan hutang luar negeri
·
Penggunaan
devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana
b.
Debirokrasi
untuk memperlancar kegiatan perekonomian
c.
Berorientasi
pada kepentingan produsen kecil
Untuk
melaksanakan langkah-langkah penyelamatan tersebut, maka pemerintah Orde Baru
menempuh cara-cara :
ü
Mengadakan
operasi pajak
ü
Melaksanakan
system pemungutan pajak baru, baik bagi pendapatan perorangan maupun kekayaan
dengan cara menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang.
ü
Menghemat
pengeluar pemerintah ( pengeluaran konsumtif dan rutin), serta menghapuskan Subsidi
bagi perusahaan Negara.Membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit impor.
Program
stabilsasi ini dilakukan dengan cara membentung laju inflasi. Dan pemerintah
Orde Baru berhasil membendung laju inflasi pada akhir tahun 1967-1968, tetapi
harga bahan kebutuhan pokok naik melonjak.Sesudah dibentuk Kabinet Pembangunan
pada bulan Juli 1968, pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada
pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang, pangan,
dan kurs valuta asing.Sejak saat itu ekonomi nasional relatif stabil, sebab
kenaikan harga bahan-bahan pokok dan valuta asing sejak tahun 1969 dapat
dikendalikan pemerintah.
Program
rehabilitasi dilakukan dengan berusaha memulihkan kemampuan berproduksi.Selama
sepuluh tahun terakhir masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia mengalami
kelumpuhan dan kerusakan pada prasarana social dan ekonomi.Lembaga prkreditan
desa, gerakan koperasi, dan perbankkan disalahgunakan dan dijadikan alat
kekuaasaan oleh golongan dan kelompok kepentingan tertentu.Dampaknya lembaga
(Negara) tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai penyusun perbaikan tata
kehidupan rakyat.
2.
Kerjasama
Luar Negeri
a.
Pertemuan
Tokyo
Selain
mewariskan keadaan ekonomi yang sangat parah, pemerintahan Orde Lama juga mewariskan
utang luar negeri yang sangat besar yakni mencapai 2,2-2,7 miliar, sehingga
pemerintah Orde Baru meminta negara-negara kreditor untuk dapat menunda pembayaran
kembali utang Indonesia.
Pada
tanggal 19-20 September 1966 pemerintah Indonesia mengadakan perundingan dengan
negara-negara kreditor di Tokyo. Pemerintah Indonesia akan melakukan usaha
bahwa devisa ekspor yang diperoleh Indonesia akan digunakan untuk membayar
utang yang selanjutnya akan dipakai untuk mengimpor bahan-bahan baku. Hal ini
mendapat tanggapan baik dari negara-negara kreditor. Perundinganpun dilanjutkan
di Paris (Perancis) dan dicapai kesepakata sebagai berikut :
ü
Pembayaran
hutang pokok dilaksanakan selama 30 tahun, dari tahun 1970 sampai dengan 1999.
ü
Pembayaran
dilaksanakan secara angsuran, dengan angsuran tahunan yang sama besarnya.
ü
Selama
waktu pengangsuran tidak dikenakan bunga.
ü
Pembayaran
hutang dilaksanakan atas dasar prinsip nondiskriminatif, baik terhadap Negara
kreditor maupun terhadap sifat atau tujuan kredit.
b.
Pertemuan
Amesterdam
Pada
tanggal 23-24 Pebruari 1967 diadakan perundingan di Amsterdam (Belanda) yang
bertujuan membicarakan kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negeri serta
kemungkinan pemberian bantuan dengan syarat lunat, yang selanjutnya dikewnal
dengan IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia). Pemerintah Indonesia
mengambil langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya guna pelaksaan
program-program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi serta persiapan-persiapan
pembangunan.Di samping mengusahakan bantuan luar negeri tersebut, pemerintah
juga berusaha dan telah berhasil mengadakan penangguhan serta memperingan
syarat-syarat pembayaran kemabli (rescheduling) hutang-hutang peninggalan Orde
Lama.Melalui pertemuan tersebut pemerintah Indonesia berhasil mengusahakan
bantuan luar negeri.
B. PEMBANGUNAN
NASIONAL
1.
Trilogi
Pembangunan
Setelah berhasil memulihkan kondisi
politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah
orde baru adalah melaksanakan pembangunan nasional.Pembangunan nasional yang
diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka
pendek dan Pembangunan Jangka Panjang.Pambangunan Jangka Pendek dirancang
melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita).Setiap Pelita memiliki misi pembangunan
dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia.Sedangkan
Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yanmg tertulis dalam pembukaan UUD 1945; yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan-perdamaian abadi-serta keadilan sosial.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yanmg tertulis dalam pembukaan UUD 1945; yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan-perdamaian abadi-serta keadilan sosial.
Pelaksanaan Pembangunan Nasional
yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman pada Trilogi Pembangunan dan
Delapan jalur Pemerataan.Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan
bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi
Trilogi Pembangunan adalah :
a.
Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.
b.
Pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi
c.
Stabilitas
nasional yang sehat dan dinamis.
Dan
Delapan Jalur Pemerataan yang dicanangkan pemerintah Orde Baru adalah :
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat khususnya pangan,sandang dan
perumahan.
perumahan.
b.
Pemerataan
memperoleh kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
c.
Pemerataan
pembagian pendapatan.
d.
Pemerataan
kesempatan kerja
e.
Pemerataan
kesempatan berusaha
f.
Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan
kaum wanita.
g.
Pemerataan
penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air
h. Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan.
2. Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Seperti telah disebutkan di muka
bahwa Pembangunan nasional direalisasikan melalui Pembangunan Jangka Pendek dan
Pembangunan Jangka Panjang. Dan Pembangunan Jangka Pendek dirancang melalui
program Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Selama masa Orde Baru, pemerintah telah
melaksanakan enam Pelita
a.
Pelita
I
Pelita I dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974, dan menjadi landasan awal pembangunan masa Orde Baru.
Pelita I dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974, dan menjadi landasan awal pembangunan masa Orde Baru.
Tujuan
Pelita I : Meningkatkan tarap hidup rakyat dan sekaligus meletakan dasar
dasar bagi pembangunan tahap berikutnya.
dasar bagi pembangunan tahap berikutnya.
Sasaran
Pelita I : Pangan, sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Titik
Berat Pelita I : Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan
bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih
hidup dari hasil pertanian.
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan
bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih
hidup dari hasil pertanian.
b.
Pelita
II
Pelita
II mulai berjalan sejak tanggal 1 April 1974 sampai 31 Maret 1979.Sasaran
uatama Pelita II ini adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana
prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja.Pelaksanaan
Pelita II dipandang cukup berhasil.Pada awal pemerintahan Orde Baru inflai
mencapai 60 % dan pada akhir Pelita I inflasi berhasil ditekan menjadi 47 %.
Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun menjadim 9,5 %.
c.
Pelita
III
Pelita
III dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984.Pelaksanaan
Pelita III masih berpedoman pada Trilogi Pembangunan, dengan titik berat
pembangunan adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan.
d.
Pelita
IV
Pelita
IV dilaksanapa tanggal 1 April 1984 sampai 31 Maret 1989.Titik berat Pelita IV
ini adalah sektor pertanian untuk menuju swasembada panagn, dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.Dan di tengah
berlangsung pembangunan pada Pelita IV ini yaitu awal tahun 1980 terjadi
resesi.Untuk mempertahankan kelangsungan pembangunan ekonomi, pemerintah
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal.Dan pembangunan nasional dapat
berlangsung terus.
e.
Pelita
V
Pelita
V dimulai 1 April 1989 sampai 31 Maret 1994.Pada Pelita ini pembangunan
ditekankan pada sector pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi
Indonesia berada pada posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8
% per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.Peningkatan
ekspor lebih baik disbanding sebelumnya.
f.
Pelita
VI
Pelita
VI dimulai 1 April 1994 sampai 31 Maret 1999.Program pembangunan pada Pelita VI
ini ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya.Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak pembangunan.Namun pada
periode ini terjadi krisis moneter yang melanda Negara-negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri
yang menganggu perekonomian telah menyebabkan proses pembangunan terhambat, dan
juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.
C. DAMPAK
KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH ORDE BARU
1.
Dampak
Positif kebijakan ekonomi masa Orde Baru
ü
Pertumbuhan
ekonomi tinggi, karena setiap program pembangunan direncanakan
dengan baik dan hasilnya dapat dilihat secara kongkrit
dengan baik dan hasilnya dapat dilihat secara kongkrit
ü
Indonesia
berubah dari status Negara pengimpot beras terbesar menjadi bangsa yangmemenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
ü
Penuruna
angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
ü
Penurunan
angka kematian bayi dan angka partisiasi pendidikan dasar meningkat.
2.
Dampak
negatif kebijakan ekonomi masa Orde Baru
ü
Timbulnya
kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam.
ü
Perbedaan
ekonomi antara daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalammasyarakat
terasa semakin tajam.
ü
Menimbulkan
konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi,
Nepotisme)
Nepotisme)
ü
Pembangunan
cenderung terpusat dan tidak merata, sehingga hasilnya hanya dinikmatioleh
sebagian kecil masyarakat.
ü
Pembangunan
hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi
pembangunan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
pembangunan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
ü
Sekalipun
pertumbuhan ekonomi meningkat, tetapi secara fundamental pengbangunanekonomi
sangat rapu.
ü
Pembangunan
yang tidak merata, tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah
wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar kepada negera, seperti Riau,Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selanjutnya menjadi penyebabterpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.
wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar kepada negera, seperti Riau,Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selanjutnya menjadi penyebabterpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.
PENUTUP
Program pemerintah diarahkan
pada upaya penyelamatan ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi
ekonomi.Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi
agar harga barang-barang tidak melonjak terus.Dan rehabilitasi ekonomi adalah
perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi.Hakikat dari kebijakan ini
adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya
demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Langkah-langkah yang diambil Kabinet Ampera yang mengacu pada
Ketetapan MPRS tersebut adalah:
- Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan kemacetan. Adapun yang menyebabkan terjadinya kemacetan ekonomi tersebut adalah:
1. Rendahnya
penerimaan negara.
2. Tinggi
dan tidak efisiennya pengeluaran negara.
4. Terlalu
banyak tunggakan hutang luar negeri.
5. Penggunaan
devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.
- Debirokrasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian
- Berorientasi pada kepentingan produsen kecil
Untuk melaksanakan
langkah-langkah penyelamatan tersebut, maka pemerintah Orde Baru menempuh
cara-cara :
- Mengadakan operasi pajak
- Melaksanakan sistem pemungutan pajak baru, baik bagi pendapatan perorangan maupun kekayaan dengan cara menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang.
- Menghemat pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumtif dan rutin), serta menghapuskan subsidi bagi perusahaan Negara.
- Membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar